- Guardiola Yakin Manchester City Bisa Atasi Krisis Gol
- 16 Tim akan Beraksi di VALORANT First Strike: Indonesia
- Solskjaer Puji Cavani dan Van de Beek
- Kane Sempat Tertekan dengan Tanggung Jawab Baru dari Mou
- Jadwal Pertandingan Liga Champions Hari Ini
- Petenis Bianca Andreescu Siap Bertanding di Musim 2021
- Korea Uji Coba Layanan Robot di Restoran dan Rumah Sakit
- Ilmuwan Temukan Fakta Mengejutkan Tabrakan Galaksi Bimasakti
- Jelang Akhir Tahun, Yamaha Rilis Tiga Motor Baru
- Kia Motors America Hadirkan 2 Sorento Edisi Khusus
Cara Mudah Kenali Konten Hoaks, Sudah Tahu?

Keterangan Gambar : Konten Hoax, ilustrasi
Detikone.com - Di era media sosial di mana informasi sangat mudah diakses, kita justru tenggalam dalam ironi di mana kita terlalu percaya terhadap sesuatu yang dipaparkan untuk kita di berbagai platform tersebut.
Hoaks pun sangat mudah untuk muncul di dunia maya. Bagaimana tidak, hoaks sisa membuat sebuah informasi terlihat lebih menarik untuk dibaca.
Namun jangan khawatir karena sesungguhnya 'penyakit' hoaks ini bisa dicek faktanya hanya dengan satu dua langkah saja. Kita hanya perlu sedikit 'skeptis' untuk tidak langsung percaya semua konten yang disuguhkan pada kita.
Baca Lainnya :
- Taman Augmented Reality Pertama Indonesia Hadir di Jogja0
- KPM Bekali Guru Madrasah dengan Materi Olimpiade Matematika0
- 143 Garis Nazca Ditemukan di Gurun Peru0
- Ilmuwan Temukan Data Baru Planet Kesembilan Tata Surya0
- Pameran Teknologi Masa Depan Disrupto 2019 Hadir di Jakarta0
Berikut ada beberapa cara untuk mencari tahu apakah sebuah kabar termasuk hoax atau bukan. Berikut ulasannya!
Pola Pikir yang Harus Ditanam Untuk Tak Mudah Percaya
Anda perlu sadar bila hoax adalah kabar palsu yang sengaja disebar untuk membuat kehebohan publik. Kehebohan ini biasanya memberikan keuntungan bagi si penyebarnya. Jadi, percaya hoaks, berarti menguntungkan orang lain dan merugikan Anda.
Hoax bisa berupa email, pesan broadcast, hingga SMS. Saat ini, hoax banyak ditemukan di sosial media, terutama Facebook. Banyak artikel hoaks yang sengaja dipasang untuk mengelabuhi publik dan mendapat Like semata.
Hoaks biasanya diawali kata-kata sugestif dan heboh. Bahkan, ada beberapa hoax yang cukup provokatif dan menyebabkan masalah di masyarakat. Contohnya 'Awas, virus mematikan menyebar di Indonesia', 'Sebar kabar ini segera, jika tidak...'
Kerapkali, sebuah hoaks ditandai dengan headline yang menyebut kontennya, 'bukan hoaks'. Contohnya, "Bukan Hoaks, Asteroid Akan Hantam Bumi Minggu Depan!"
Bawa Nama Perusahaan Besar, Namun Tak Ada di Media
Isi hoax kerap mencatut nama-nama ilmuwan atau lembaga terkenal. Hal ini penting, sebab nama-nama populer dan berpengaruh bisa membuat hoax lebih mudah dipercaya. 'NASA Sebut Antartika Akan Mencair dan Bumi Akan Tenggelam!'
Berita hoaks terdengar mustahil terjadi, sehingga kerap disertai hasil penelitian palsu. Sekali lagi, penelitian ini hanya dibuat-buat atau merekayasa hasil sehingga nampak 'wow' dan membuat penasaran publik.
Hoaks tidak muncul di media-media massa dan hanya diketahui lewat pesan berantai. Media massa atau online yang terpercaya biasanya sudah terbiasa menyaring berita-berita hoaks.
Jadi, bila kabar heboh yang Anda terima tidak muncul di media, besar kemungkinan kabar itu palsu. Tidak jarang media justru mengklarifikasi adanya kabar hoaks.
Penjudulan
Kalimat hoax banyak ditulis dengan huruf kapital dan tanda seru. Penggunaan huruf kapital bisa merangsang pembaca untuk fokus dan lebih mudah mengingat.
Pada hoaks berupa artikel panjang, penggunaan huruf kapital membantu pembaca agar tidak mudah bosan.
Hal ini sebenarnya sudah jadi budaya dalam penjudulan konten di YouTube. Namun Anda harus berhati-hati jika menemukan ini di forward-an artikel di group WhatsApp, Facebook, atau media sosial lainnya.
Sumb: Merdeka