- Guardiola Yakin Manchester City Bisa Atasi Krisis Gol
- 16 Tim akan Beraksi di VALORANT First Strike: Indonesia
- Solskjaer Puji Cavani dan Van de Beek
- Kane Sempat Tertekan dengan Tanggung Jawab Baru dari Mou
- Jadwal Pertandingan Liga Champions Hari Ini
- Petenis Bianca Andreescu Siap Bertanding di Musim 2021
- Korea Uji Coba Layanan Robot di Restoran dan Rumah Sakit
- Ilmuwan Temukan Fakta Mengejutkan Tabrakan Galaksi Bimasakti
- Jelang Akhir Tahun, Yamaha Rilis Tiga Motor Baru
- Kia Motors America Hadirkan 2 Sorento Edisi Khusus
Banjir di Pati Akibat Konstruksi Jembatan Terlalu Rendah

Keterangan Gambar : Dok. Humas Pemkab Pati
detikOne.com – Jawa Tengah – Konstruksi jembatan yang terlalu rendah, merupakan salah satu penyebab bencana banjir yang terjadi beberapa waktu terakhir di Kabupaten Pati. Selain pendangkalan sungai dan sampah yang terbawa arus air dan akhirnya menyumbat saluran air atau sungai.
Saat acara Peresmian Jembatan Noto Gung Wedi di Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Rabu (29/01). Bupati Pati Haryanto menyebut, dari sekian banyak peristiwa banjir yang terjadi di Kabupaten Pati sekitar satu bulan belakangan, kebanyakan disebabkan tersumbatnya aliran sungai oleh sampah.
"Kunci pencegahan banjir ada pada kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Namun demikian, tidak juga ada beberapa peristiwa banjir juga disebabkan adanya beberapa jembatan yang konstruksinya terlalu rendah, terlalu dekat dengan permukaan sungai, sehingga menghambat aliran air ketika terjadi hujan deras," jelas Bupati
Baca Lainnya :
- Tingkatkan Inklusi Keuangan, Sri Mulyani Minta BRI Kembangkan UMKM0
- Pilkada Solo Makin Seru, Pengasuh Ponpes Abah Ali Ikut Jalur Independen0
- Pemkab Pati dan Warga Tanam Lima Ribu Mangrove di Kertomulyo0
- Surat Undangan Jokowi untuk Paus Fransiskus Diterima Vatikan0
- Ketua KPK tak Punya Tenggat Waktu Tangkap Harun Masiku0
Bupati menyebut, Jalan Raya Pati-Juwana sudah lima kali dibanjiri air dari luapan Sungai Simo. Hal ini disebabkan tersumbatnya aliran sungai di bawah jembatan depan PT Lotus Prima Energi oleh tumpukan sampah.
"Jembatan itu memang tidak ada izinnya (tidak ber-IMB). Terlalu rendah, sehingga ketika ada hujan lebat di Pegunungan Muria, sampah mudah menyumbat dan air dari Sungai Simo meluap sampai ke jalan. Namun, atas koordinasi Wabup, pemilik perusahaan membolehkan jembatan itu untuk dijebol," jelasnya.
Haryanto mengapresiasi pembangunan Jembatan Noto Gung Wedi yang menurutnya konstruksinya tidak menghambat arus Sungai Gung Wedi di bawahnya.
"Memang sebaiknya kalau membuat jembatan jangan hanya lurus. Mesti ditinggikan supaya sampah tidak nyangkut. Seperti jembatan ini kan tinggi. Kalau infrastruktur dibangun, dibiayai pemerintah, nilainya cukup besar, tiba-tiba rusak karena bencana, kan, eman-eman. Makanya harus diantisipasi," tegas Bupati.
Haryanto kembali mengingatkan warga setempat, yang hidup di bantaran sungai, agar tidak membuang sampah di sungai. Ia juga mengimbau masyarakat untuk bersama-sama merawat jembatan yang telah dibangun. Menurut Kepala Desa Pagerharjo Iwan Harnoto, Jembatan Noto Gung Wedi memiliki panjang 8,35 meter dan lebar 3,05 meter.
"Dengan ketinggian lima meter, jembatan ini tidak mengganggu aliran sungai,"ucapnya.
Ia menyebut, pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Pagerharjo dengan Desa Jontro dan Ngurenrejo ini menghabiskan anggaran Rp 200 juta yang bersumber dari APBD Perubahan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2019.
"Kami harap, adanya jembatan ini dapat memberi manfaat langsung pada masyarakat, antara lain dalam peningkatan konektivitas dan penghematan waktu perjalanan," imbuhnya. (HP/MUN)